Sabtu, 05 September 2015

Diary BToPH Hari Ke-1



                Pada hari ini tanggal 5 September 2015 kami telah melewati serangkaian acara Basic Training of Public Health hari pertama. Pertama-tama agenda kita adalah menganalisis lingkungan di kampus kesehatan amsyarakat. Saya dan kelompok saya mendapatkan lapangan volley untuk di analisis. Setelah itu kami turun ke lapangan untuk menganalisis lapangan volley dan kaitannya dengan kesehatan. Kita mendapati rumput yang kering, tanah yang tandus serta daun daun yang berserakan. Maka dari itu kita berinisiatif untuk membuat laporan dan memberikan solusi terkait lingkungan di sekitar lapangan volley yang merangkap juga sebagai lapangan upacara.
                Setelah itu agenda kami adalah kuliah umum. Kali ini kuliah umumnya sangat menarik. Kami kedatangan guru besar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Beliau berbagi bermacam-macam pengalaman menariknya mulai dari latar belakang beliau adalah seorang sarjana kedokteran. Namun, terdapat satu dua hal yang membuat beliau membanting stir-nya untuk menjadi seorang sarjana kesehatan masyarakat. Saya sangat kagum dan merasa beliau ini sangat luar biasa. Selain pengalaman hidupnya, juga beliau dapat membagi waktu dengan baik sehingga prestasi dan pengalaman-pengalaman non akademiknya dapat berjalan secara bersamaan.
                Setelah itu, seperti biasa setelah ishoma kita makan siang di lobby. Untuk hari ini makananya adalah kentang balado, tumis tahu dan ayam goreng. Untuk menghabiskan makanan pedas dengan cepat memang agak sulit. Beberapa kali saya susah menelan makanan. Tetapi saya senang karena konsumsi yang diberikan oleh panitia sangat pas bagi kita yang perlu tenaga lebih untuk menjalankan aktifitas selanjutnya. Untuk minuman seperti biasa kita meminum jus madu yang telah kita cari tempo hari.
                Acara selanjutnya adalah presentasi hasil tugas makalah yang kita cari dan juga hasil analisis lingkungan yang kita amati tadi pagi. Anggota kelompok yang terpilih untuk membacakan analisis lingkungan adalah Errlicha. Untuk presentasi makalah Antara lain Suhanda, Agmal, Ika, Wita, Puri, dan saya sendiri. Pada awalnya saya agak sedikit gerogi karena saya ditugaskan untuk menjawab pertanyaan. Karena saya belum terlalu menguasai materi akhirnya saya membuat catatan kecil didepan untuk bekal saya menjawab pertanyaan. Namun sejalan dengan waktu saya telah terbawa suasana dan dapat menjawab pertanyaan dari kelompok Biostat. Hari ini begitu menyenangkan dan banyak sekali pengalaman yang dapat diambil dari kegiatan BToPH hari ini.

Jumat, 04 September 2015

Diary OSMB Hari Ke 2

Pada tanggal 29 Agustus 2015 kami mahasiswa-mahasiswi baru Universitas Jenderal Soedirman melaksanakan osmb hari kedua. Pada awalnya dibuka dengan apel pagi seperti biasanya. Setelah itu, kami ditugaskan untuk menjalankan senam pada hari itu. Sebenarnya kita telah menjalankan rangkaian latihan senam tetapi dikarenakan anak-anaknya yang tidak kondusif akhirnya kita pasrahkan untuk apa adanya dikarenakan tugas yang menumpuk. Di hari dimana senam berlangsung, kita kelupaan untuk membawa lagu senam tersebut. Kami benar benar panik dan tidak tahu harus apa. Namun saya kagum dengan panitia, mereka rela menyiapkan gerakan senam untuk kita, dan disisi lain kami benar benar merasa bersalah. Setelah senam, kita ditugaskan untuk bermain outbound. Awalnya, kita diberikan satu lembar peta yang berisikan pos pos yang harus kami kunjungi untuk mendapatkan koin emas, perak atau perunggu sebanyak banyaknya. Pertama-tama kita berlari menuju pos kemenangan, dengan tawaran-tawaran manisnya kita ditawari koin kemenangan dengan syarat kita harus merelakan teman kita untuk ditahan bersama panitia. Namun kita tidak setuju karena kita beranggapan bahwa kita harus melewati serangkaian acara bersama sama sampai akhir. Setelah itu kita mengunjungi pos "tahukah kamu?" dan kita memilih kategori soal sosial, namun kita menjawab satu nomor dengan salah. Pos ketiga yang kita kunjungi adalah pos "siapa kamu" disana kita dilatih untuk mengingat identitas satu sama lain. Setelah itu kami menuju ke pos yang dimana kita harus menebak lagu-lagi daerah. Awalnya kita kesulitan untuk memperagakan lagu lagu tersebut karena ada beberapa lagu yang kita tidak tahu apa maksud dan artinya. Pada akhirnya kita menuju pos loncat loncat kami salah dan gagal melewati pos ini sehingga kita harus merelakan semua koin yang telah kita kumpulkan dari awal acara. Kita kembali ke gedung kesmas dengan coretan putih di pipi kita. Kemudian kita kembali mengikuti rangkaian acara dengan berganti baju di ruangan I dan dilanjutkan dengen mendengar dan mencatai berbaik presentasi yang disuguhkan oleh pembicara. Setelah melalui serangkaian acara kembali kegiatan ditutup dengan apel. Seperti biasanya kita dievaluasi atas kesalahan-kesalahan yang kita lakukan baik kesalahan pribadi maupun kesalahan kelompok. Karena kami dinyatakan gagal dalam tugas senam, jadi kami semua dihukum dan diberikan sanksi. Setelah itu semua akhirnya serangkaian acara pkkmb selesai dan dilanjutkan dengan acara BToPH di tanggal 5 dan 6 September 2015 nanti. 

Jumat, 28 Agustus 2015

Essay Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan



Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba.
SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) dari BPJS dimulai per tanggal 1 Januari 2014. Dengan kata lain, BPJS merupakan badan resmi yang melaksanakan SJSN di seluruh Indonesia. Pada saat kabar ini sedang marak-maraknya di kalangan public, hal ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Banyak kalangan yang sangat mendesak diberlakukannya SJSN ini dikarenakan kalangan miskin di negeri ini masih menjamur. Bahkan, banyak kaum menengah kebawah yang tidak saggup membayar obat-obatan dan biaya kesehatan. Maka dari itu, banyak yang terus memberi desakkan agar SJSN segera direalisasikan.
Bagi kelompok yang mendukung argument tersebut berpendapat bahwa kesejahteraan harus adil dan merata. Rata-rata pendukung argument ini adalah kaum menengah kebawah. Sehingga rakyat miskin juga butuh merasakan fasilitas-fasilitas kesehatan di negeri ini. Banyak juga yang menganggap BPJS ini non profit sehingga ia benar benar bergerak dibidang kesehatan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia. Maka dari itu, kesuksesan SJSN ini harus didukung secara utuh oleh masyarakat dan semoga dapat cepat direalisasikan.
Di sisi lain, banyak juga yang tidak setuju dengan diadakannya SJSN ini. Rata-rata berpendapat bahwa timbul kesan SJSN-BPJS berusaha mengalihkan jaminan sosial dari hak warga negara menjadi kewajiban warga negara. Setiap warga negara yang akan mendapatkan jaminan sosial dari pemerintah, wajib menjadi peserta. Setiap peserta wajib membayar iuran. Timbul kesan masyarakat “dipaksa” membayar untuk mendapatkan apa yang seharusnya sudah menjadi hak mereka.
Selain itu, timbul juga pendapat bahwa SJSN-BPJS ini merupakan desakan dari warga asing. Bank Asia mengeluarkan uang yang cukup besar untuk mendukung program SJSN ini. Sehingga masyarakat sangat  tidak percaya dan mulai mencurigai aksi tersebut. Bisa jadi ini adalah salah satu bentuk neo-kolonialsme yang bertujuan untuk menguasai tanah air kita tercinta dalam ilusi jaminan sosial.
Namun sayang, pelaksanaan BPJS ini sangat belum maksimal. Dikarenakan tempat mengantri yang cukup sesak. Bahkan ada beberapa kalangan yang mengeluh mereka diberikan obat-obat biasa yang efeknya tidak terlalu berpengaruh bagi suatu penyakit. Bisa jadi karena keterbatasan anggaran juga. Pelaksaan BPJS ini harus selalu di revisi dikarenakan satu dua hal yang membuat masyarakat tidak merasa nyaman menggunakan jaminan kesehatan ini. Bahkan mereka banyak yang lebih memilih dokter umum untuk berobat walaupun harganya sangat melambung tinggi dikarenakan resep obat yang diberikan lebih manjur daripada yang diberikan oleh BPJS.
Dibalik semua pro-kontra BPJS ini akan terus terlaksana di masyarakat. Karena BPJS ini memang bergerak di bidang kesehatan dan kesejahteraan social. Menurut saya, BPJS sangat dibutuhkan pada kondisi Indonesia yang seperti ini. Namun sayang masih banyak kaum awam yang merasa tak acuh dengan program ini. Biasanya masyarakat pedesaan yang masih jauh tertinggal. Sebenarnya dengan adanya BPJS ini hidup mereka akan lebih sejahtera. Dengan murahnya biaya kesehatan mereka tidak perlu berhutang pada rumah sakit demi menyembuhkan keluarga mereka yang sedang sakit. Walaupun begitu, apapun kebijakan pemerintah yang dikeluarkan kita harus bersikap menerima dan mendukung jalannya SJSN-BPJS ini demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Senam Angkatan






Beberapa hari yang lalu, saya beserta jurusan kesehatan masyarakat 2015 menjalankan latihan senam seangkatan untuk tugas ospek. Kita berlatih di lapangan Karangwangkal yang berada tepat di belakang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman. Pada awalnya Nadine selaku koordinator angkatan cukup sulit untuk merapihkan anak-anak agar dapat berbaris dengan baik dan benar. Terkadang harus sampai teriak-teriak hingga suaranya hampir habis. Setelah itu, kita berlatih senam dipimpin oleh aulia atau biasa dipanggil oli. Pada awalnya kita merasa cukup kesulitan dikarenakan gerakannya yang terlalu enerjik. Setelah itu, datanglah hambatan kedua yaitu anak-anak kecil yang sangat mengganggu hingga membuat semuanya kesal. Waktu pengambilan foto angkatan dibutuhkan beberapa kali take karena gangguan dari anak-anal kecil penduduk daerah Karangwangkal. Hingga akhirnya kita dapat mengambil foto dengan baik walaupun masih terus diganggu oleh anak -anak itu. Pada saat kita berlatih senam pun mereka tetap mengganggu jalannya latihan. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore kita harus segera pulang untuk persiapan pengumpulan tugas di jurusan kesehatan masyarakat jam 7 malam.

Artikel Promosi Kesehatan





Beberapa definisi promosi kesehatan telah dikemukakan, salah satunya definisi Ottawa Charter, bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah sehat secara fisik, mental dan sosial sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan cita-citanya, mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya. Kesehatan adalah sumberdaya kehidupan bukan hanya objek untuk hidup. Kesehatan adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari social dan kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan tidak hanya bertanggungjawab pada sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk lebih sehat. (Keleher,et.al, 2007).
Disisi lain Nutbeam dalam Keleher, et.al (2007) menerangkan bahwa promosi kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak hanya menekankan pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu , tetapi juga perubahan sosial, lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Jadi promosi kesehatan adalah proses untuk memungkinkan individu mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan mengembangkan kesehatan individu dan masyarakat..
WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategii inti untuk pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat.
Dari beberapa definisi diatas, promosi kesehatan mempunyai beberapa level pengertian, sehingga konsep promosi kesehatan adalah semua upaya yang menekankan pada perubahan sosial, pengembangan lingkungan, pengembangan kemampuan individu dan kesempatan dalam masyarakat, dan merubah perilaku individu, organisasi dan sosial untuk meningkatkan status kesehatan individu dan masyarakat. (Keleher,et.al, 2007).
Berlandaskan konsep dasar tersebut, maka area promosi kesehatan pun tidaklah sempit, menurut Keleher,et.al, (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi kesehatan, yaitu :
1. membangun kebijakan kesehatan publik
2. menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
3. memberdayakan masyarakat
4. mengembangkan kemampuan personal
5. berorientasi pada layanan kesehatan
6. promote social responbility of health
7. meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social
8. meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan
9. memberdayakan masayarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat.
10. infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan
Pada realitasnya, area-area promosi kesehatan itu harus dilakukan dengan menekankan pada prioritas supaya pelaksanaannya lebih terarah, efektif dan tepat sehingga tujuan tercapai. Pada tahun 2011 sampai dengan 2016 area prioritas promosi kesehatan, adalah
1. social determinant of health, yang termasuk determinan sosial untuk kesehatan ini adalah kebijakan-kebijakan kesehatan, health equity, kesenjangan social termasuk juga persoalan-persoalan ekonomi.
2. noncommunicable disease control and prevention. Di Indonesia, data penyakit tidak menular sebagai berikut, proporsi angka kematian penyakit tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007. Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan tingginya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia, seperti hipertensi (31,7 %), penyakit jantung (7,2%), stroke (0,83%), diabetes melitus (1,1%) dan diabetes melitus di perkotaan (5,7%), asma (3,5%), penyakit sendi (30,3%), kanker/tumor (0,43%), dan cedera lalu lintas darat (25,9%). Stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, jumlahnya mencapai 15,4%, hipertensi 6,8%, cedera 6,5%, diabetes melitus 5,7%, kanker 5,7%, penyakit saluran nafas bawah kronik (5,1%), penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung lainnya 4,6%. Faktor risiko penyakit tidak menular meliputi pola makan tidak sehat seperti pola makan rendah serat dan tinggi lemak serta konsumsi garam dan gula berlebih, kurang aktifitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok. Artinya bahwa perubahan pola penyakit di atas sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, transisi demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya. Penyakit tidak menular menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan bidang kesehatan.
3. health promotion system, berkaitan dengan infrasturktur atau hal-hal yang yang mendukung promosi kesehatan, seperti kempetensi, alat dan pengalaman, penelitian dan pengembangan tentunya dengan melibatkan budaya, systemn dan teknologi-teknologi terbaru.
4. promosi kesehatan yang berkelanjutan, melingkupi pendekatan-pendekatan kemitraan, pendekatan lingkungan, pencegahan bencana dan manajement pasca bencana.
Di saat melakukan promosi kesehatan dalam area-area tersebut maka dibutuhkan suatu strategi atau pendekatan-pendekatan tertentu supaya hasil yang didapatkan efektif dan tepat. Keleher, et.al (2007) menyampaikan 5 (lima ) strategi (pendekatan) sebagai berikut :
1. primary care / pencegahan penyakit
2. pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku
3. partisipasi pendidikan kesehatan
4. community action
5. socio-ecological health promotion.
Masing-masing dari pendekatan tersebut mempergunakan metode-metode / teknik yang berbeda-beda, misalnya kita akan melakukan suatu promosi kesehatan yang berkelanjutan (area no 4) maka strategi yang dapat digunakan salah satunya adalah dengan pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku. Bilamana mempergunakan strategi ini maka media informasi kesehatan, kelompok-kelompok diskusi, pengembangan ketrampilan personal akan lebih tepat sebagai metodenya. Dan tentunya pemilihan pendekatan atau metode selalu didahului dengan community analysis, karena menurut Dignan & Carr (1992) bahwa dalam setiap upaya promosi kesehatan melalui langkah-langkah berikut ini : Community analysis, targeted assessment, program plan development, implementation, evaluation.

Sebagai bentuk kesinambungan promosi kesehatan maka langkah-langkah peromosi kesehatan tidak bisa dilepaskan dari monitoring dan evaluasi. Suatu monitoring adalah Berikut ini tipe-tipe evaluasi (Fertman & Allensworth, 2010)
1) Formative evaluation, menekankan pada informasi dan materi-materi selama program perencanaan dan pengembangan.
2) Process evaluation, berkenaan dengan evaluasi pada informasi sistematis yang didapat selama implementasinya.
3) Impact evaluation, menekankan pada efek atau isi mengenai tujuan yang akan dicapai,
4) Outcome evaluation, menekankan apakah program ini dapat emmberikan hasil sampai sejauh mana perubahan perilaku yang didapatkan.

Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju visi Indonesia Sehat. Bilamana ditengok kembali hal ini sejalan dengan visi global.
Visi Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.
Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah: (1) Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat; (2) Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakat; (3) Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan serempak.

Selanjutnya, perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan merupakan tanggungjawab kita bersama, bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan juga lintas sektor, masyarakat dan dunia usaha. Promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Kesamaan pengertian, efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen bangsa adalah sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi kesehatan secara nasional. Semuanya itu adalah dalam rangka menuju Indonesia Sehat, yaitu Indonesia yang penduduknya hidup dalam perilaku dan budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dapat hidup sejahtera dan produkti

Reference:

Dignan MB., Carr PA., 1992. Program Planning for Health Education and Promotion. Second Edition.
USA : Lea & Febiger

Fertman, Cl., & Allensworth, DD.2010. Health Promotion Program. San Francisco, US : A Wiley Imprint.

Keleher, H., MacDougall, C., & Murphy, B. 2007. Understanding Health Promotion. Victoria, Australia : Oxford University Press.

www.who.int. 1998